Selasa, 21 Juni 2011

Terapi Kognitif dan Perilaku Untuk Gangguan Panik

Pada kesempatan ini saya ingin sedikit mengulas tentang keperluannya kita berlatih untuk mengubah pola kognitif atau pikiran kita yang salah terhadap sesuatu hal. Salah satu contoh yang akan saya sampaikan adalah pada pasien dengan gangguan panik yang merasa takut untuk pergi ke luar rumah.

Dalam kasus gangguan panik seringkali pasien dipenuhi kecemasan untuk keluar rumah sendirian atau menyetir mobil sendirian. Hal ini dikarenakan pasien trauma ketika sedang berada sendirian serangan paniknya akan datang dan membuatnya tidak berdaya. Kecemasan seperti ini dalam terminologi gangguan jiwa disbeuat sebagai kecemasan antisipasi. Pasien seperti ini biasanya menghindari untuk keluar rumah sendiri, dia biasanya takut untuk melakukan hal-hal sendiri di luar rumah atau bahkan di tinggal di rumah sendiripun takut. Tentunya kecemasan seperti ini akan membuat kualitas hidupnya berkurang. Bagaimana penanganan pasien seperti ini ?

A. Diagnosis Yang Tepat

Diagnosis yang tepat sangat diperlukan dalam kondisi ini. Pasien datang biasanya dengan keluhan-keluhan fisik jantung dan sistem perut (maag) yang membuatnya tidak nyaman. Keluhan-keluhan fisik memang sering merupakan gejala yang paling menonjol dari pasien gangguan panik. Ketepatan diagnosis akan membawa kita ke pengobatan dan tatalaksana yang tepat untuk pasien

B. Tatalaksana Dengan Obat

Obat dalam menangani kasus-kasus gangguan panik sangat membantu. Pada tahap akut mungkin diperlukan pengobatan dengan obat golongan benzodiazepin (penenang) namun biasanya ada juga pasien yang setelah diedukasi dengan baik tentang penyakitnya mampu mengatasi sendiri kondisi paniknya tanpa obat penenang. Terapi lini pertama gangguan panik adalah dengan menggunakan antidepresan golongan SSRI (Serotonin Selective Reuptake Inhibitor) seperti Sertraline, Escitalopram, Paroxetine, Fluoxetine. Obat ini digunakan dalam jangka waktu tertentu biasanya sekitar 3-6 bulan. Selain golongan SSRI bisa juga dengan menggunakan golongan Antidepresan Trisiklik walaupun saat ini sudah banyak ditinggalkan

C. Tatalaksana Kognitif

Tatalaksana kognitif adalah dengan mengubah atau men-dispute pikiran-pikiran negatif terkait gangguan panik. Pikiran otomatis pada pasien gangguan panik sangat sering terjadi. Pasien merasa dirinya akan mengalami hal-hal buruk di luar jika sendiri dan itu langsung keluar dari pikirannya terkadang tanpa pemicu yang jelas. Dalam hal ini maka terapi Cognitive behavior therapy (CBT) sangat diperlukan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut

C.1. Kenali Kondisi Yang Memicu (A : Activating Event)

Kondisi yang memicu ini biasanya adalah bila keluar rumah, di ruangan terbuka seperti stasiun atau mall atau di tempat-tempat yang sesak (bahkan bisa tempat ibadah). Membuat pasien mengenali kondisi-kondisi ini akan membantu kita untuk memberikan terapi kognitif pada pasien.

C.2. Kepercayaan salah diubah (B : Belief)

Kepercayaan yang salah bahwa jika pasien berada di tempat-tempat itu akan memicu gangguan paniknya, maka akan membuat pasien merasa tidak berdaya. Pada fase ini seharusnya didahului dulu oleh menghilangnya gejala-gejala serangan panik di minggu-minggu awal pengobatan. Pengobatan yang tepat akan membuat serangan-serangan panik berkurang atau tidak sama sekali. Kondisi ini yang akan membuat pasien lebih nyaman dan yakin bahwa dirinya akan lebih baik. Kondisi yang menuju kebaikan ini juga akan menggoyahkan kepercayaan pasien yang salah bahwa jika berada di tempat-tempat tertentu dia bisa mengalami serangan panik. Intinya ketika pengobatan tepat, maka di manapun pasien berada dia tidak akan mengalami panik lagi.

C.3. Konsekuensi (C : Consequences)

Konsekuensi dari hal-hal yang dipercaya pasien bisa memicu paniknya pada dasarnya akan menghambat pasien dalam kehidupannya. Maka dari itu pengenalan A, B dan akhirnya C membuat pasien lebih sadar bahwa ada kosnekuensi dari kepercayaan yang salah dan membuatnya tidak nyaman. Pengenalan konsekuensi ini akan membuat pasien merasa harus lebih segera keluar dari kondisi paniknya, berusaha dengan baik dan akhirnya bisa mengatasi kondisi itu sendiri nanti.

Ketiga langkah di atas biasanya akan dibicarakan pada saat konsultasi dengan pasien gangguan panik. Dasar pemikiran itu juga berlaku pada pasien dengan gangguan depresi dan beberapa gangguan jiwa lainnya.

Semoga sedikit pengenalan ini berguna.

Salam Sehat Jiwa

Dr.Andri,SpKJ

Psikiater Psikosomatik Medis

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Saya akan mencobanya
Semoga saya bisa menghadapi ini