Kamis, 27 Juni 2013

Bagaimana Mencegah Berulangnya Gangguan Cemas Panik?

Oleh : dr.Andri,SpKJ (Psikiater RS OMNI Alam Sutera)

Sudah hampir 5 tahun klinik psikosomatik RS OMNI berdiri dan sudah banyak kasus yang saya tangani sehari-hari dalam praktek. Untuk tahun 2013, sejak Januari sampai saat ini sudah ada 1000 pasien yang ditangani di Klinik Psikosomatik RS OMNI dan 80 persen di antara pasien tersebut adalah pasien gangguan cemas panik. Jumlah ini sebenarnya tidak sesuai dengan angka kejadian gangguan cemas panik di populasi yang berkisar antara 15-30%. Namun karena fokus Klinik Psikosomatik RS OMNI memang pada penanganan masalah gangguan cemas dan depresi maka hal ini bisa saja terjadi.

Beberapa hal yang sering ditanyakan pada pasien yang mengalami gangguan cemas panik dan sudah mengalami perbaikan yang signifikan adalah apakah dirinya bisa mengalami kembali masalah tersebut di kemudian hari. Kita tahu secara statistik angka keberulangan pasien yang mengalami gangguan panik cukup tinggi berkisar antara 40-50% walaupun sudah diobati. Beberapa hal bisa menjadi pemicu keberulangan. Saya  mencoba menerangkan hal ini dalam tulisan di bawah ini.

Gangguan Panik Bisa Kambuh
Jangan berkecil hati dulu. Betul memang Gangguan Panik bisa kambuh, tetapi hal itu memang biasanya disebabkan karena ketidakmampuan otak untuk mempertahankan keseimbangan. Gangguan keseimbangan tersebut bisa disebabkan oleh banyak sebab seperti yang disebutkan di bawah ini :

A. Gangguan Medis Fisik
Gangguan medis fisik yang terjadi pada pasien yang pernah mengalami gangguan panik bisa membuat pasien kembali mengalami gejala-gejala panik kembali. Beberapa kasus yang sering dialami misalnya pasien yang mengalami gejala-gejala panik kembali karena penyakit tifus. Salah satu pasien saya pernah menceritakan bahwa pasca perawatan di rumah sakit, pasien ini merasakan keluhan paniknya bisa muncul kembali dan merasa tidak nyaman. Walaupun kondisi itu akhirnya bisa ditangani dan tidak memerlukan pengobatan seperti sebelumnya kembali.

B. Kelelahan
Kelelahan fisik akibat beban kerja berlebihan, olahraga yang terlalu dipaksakan adalah salah satu yang bisa menyebabkan kondisi gangguan panik berulang. Pasien yang mengalami kelelahan fisik bisa mengalami kondisi kecemasan kembali, pasien sering kali sulit untuk membedakan nantinya antara gejala kelelahan atau kecemasan yang kembali datang.

C. Diet Yang Ketat
Pasien yang melakukan diet ketat dengan mengurangi asupan makan mempunyai masalah juga dalam keberulangan gangguan paniknya. Hal ini disebabkan karena ketidakseimbangan elektrolit yang terjadi mengiringi diet yang salah. Ketidakseimbangan elektrolit bisa menyebabkan kekurangan kadar Kalium dan Calcium. Kekurangan Calcium dan Kalium ini bisa menyebabkan masalah ketegangan di otot dan rasa tidak nyaman di jantung. Pasien yang mengalami gangguan cemas kita tahu sering lebih sensitif terhadap gejala-gejala ini.

D. Siklus dan Jam Tidur Yang Terganggu
Pasien yang mengalami gangguan tidur karena misalnya harus lembur atau bekerja shift malam sering kali rentan mengalami keberulangan. Pasien yang mengalami ini biasanya juga mengalami masalah fisik kelelahan dan rasa tidak nyaman di pagi hari. Kondisi tidur yang terganggu juga akan menyebabkan masalah ketidakseimbangan melatonin dan serotoin di otak yang saling berhubungan. Ketidakseimbangan kedua zat di otak ini bisa menyebabkan keberulangan gangguan panik.

E. Beban Psikologis Yang Berat 
Beban psikologis yang berat dan datang dalam kehidupan pasien gangguan panik yang sudah sembuh bisa membuat keberulangan kembali sakitnya. Kita tahu hidup tidak mungkin lepas dari stres, tetapi bagaimana bisa mengatasi kondisi tersebut sebenarnya memang yang paling penting. Walaupun stres memang dipersepsikan berbeda oleh banyak orang, namun ada beberapa masalah stres yang berat seperti perceraian, kematian pasangan, masalah hukum, beban hutang adalah masalah-masalah yang sekiranya dianggap stres yang berat oleh hampir semua orang. Inilah kondisi yang bisa membuat pasien kembali mengalami masalah.

Semoga dengan mengenali apa saja yang bisa memicu keberulangan masalah gangguan panik, pasien bisa membantu dirinya sendiri untuk bisa lebih nyaman dan beradaptasi dengan lingkungannya. Semoga tulisan ini berguna. Salam Sehat Jiwa.

Selasa, 25 Juni 2013

Pergi Ke Jepang Sendirian

Tanggal 5 Juli 2013 sampai dengan 7 Juli 2013 saya akan berada di Osaka dan Kobe, Jepang untuk menghadiri International Meeting of Central Nervous System (CNS). Acara yang akan membahas berbagai macam jenis gangguan jiwa ini akan berlangsung selama dua hari di Kobe International Convention Center. Sayangnya saya akan menghadiri acara ini sendirian saja karena delegasi dari Indonesia yang mendapatkan sponsor untuk acara ini hanya saya sendiri. Walaupun sudah biasa ke Amerika Serikat sendiri, rasanya memang sering kali saya berpikir ada enaknya juga pergi bersama teman-teman yang lain.

Sendiri Lebih Fokus
Sebenarnya ada beberapa keuntungan dari sendirian pergi ke kongres-kongres psikiatri di luar negeri. Salah satu contohnya jika ke Amerika Serikat saya akan merasakan lebih fokus belajar dibandingkan mungkin jika bersama teman-teman yang lain. Acara Academy of Psychosomatic Medicine dan American Psychosomatic Society yang biasa saya ikuti memang biasanya berlangsung di kota-kota yang tidak terlalu ramai ataupun jika disebut kota besar tidak seramai New York atau Los Angeles yang sering kita lihat keramaiannya di film-film Hollywood. Jadi attraction yang ada di kota penyelenggara kongres ini juga tidak terlalu banyak dan biasanya tidak menarik untuk didatangi.
Waktu 2010 saya ke Portland, yang saya kunjungi hanya museum ilmu pengetahuan untuk anak-anak sekolah dasar dan pabrik sepatu DocMarten yang juga tutup saat saya kunjungi. Untuk terbang ke kota lain di dekat tempat kongres memang saya tidak lakukan karena keterbatasan waktu. Jadi biasanya memang hanya fokus di kongres dan berkunjung di sekitar kota penyelenggara.
Saat 2012 ke Atlanta, attraction di kota ini memang lebih banyak. Ada markas kantor berita CNN, museum Coca Cola dan Atlanta Aquarium yang terkenal. Lumayan bisa mengunjungi tempat-tempat tersebut setelah kongres yang melelahkan.
Mungkin akan sedikit berbeda jika saya punya teman seperjalanan yang akan membuat saya lebih berani ke mana-mana sendirian di luar negeri.

Kongres Spesifik 
Saya memang sengaja memfokuskan menghadiri kongres-kongres yang mendukung karier saya dalam menangani kasus-kasus psikiatri psikosomatik di klinik. Sehingga sejak tahun 2007 saya bergabung dengan American Psychosomatic Society dan juga Academy of Psychosomatic Medicine. Kedua organisasi tingak Amerika Serikat ini sudah dikenal sebagai salah satu pioneer di bidang Psychosomatic Medicine.
Peserta yang hadir dalam kongres kedua organisasi ini juga sangat terbatas kalangannya, biasanya psikiater ataupun ahli yang benar-benar meminati psikosomatik medis saja. Apalagi Academy of Psychosomatic Medicine yang anggotanya adalah khususnya psikiater.
Jumlah peserta biasanya berkisar 500-600 saja dan ini akan sangat berbeda dengan kongres Internasional lainnya yang biasanya berjumlah 3000-5000 peserta. Dengan jumlah peserta yang sedikit sebenarnya interaksi antar peserta akan baik, diskusi akan berjalan lebih baik dan konsentrasi peserta juga lebih fokus karena kondisinya mendukung untuk belajar.

Saya berharap kepergian saya ke kongres-kongres ini akan membuat kemampuan saya semakin meningkat khususnya untuk masalah psikosomatik medis. Berharap bahwa apa yang didapatkan akan berguna juga untuk pasien-pasien saya nantinya. Doakan saya agar selalu bisa mengikuti semua kongres dengan baik. Salam Sehat Jiwa


Minggu, 02 Juni 2013

CUTI PRAKTEK BULAN JULI

CUTI 
5-7 Juli 2013 
11-13 Juli 2013 

Cuti Praktek bulan Juli di awal puasa ini dikarenakan harus menghadiri pembahasan mengenai Pedoman Diagnosis Gangguan Jiwa yang terbaru dan baru saja dikeluarkan oleh American Psychiatric Association (AP) bulan Mei 2013. 
Untuk Kamis, tanggal 11 Juli 2013, praktek akan dibuka PAGI saja jam 9-12 siang. Sedangkan untuk PRAKTEK MALAM DITIADAKAN karena sudah harus berangkat. 
Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini dan semoga bisa mengatur jadwal yang baik. 

Salam Sehat Jiwa,
Kepala Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera
dr.Andri,SpKJ