Oleh : dr.Andri,SpKJ (Psikiater Bidang Psikosomatik Medis)
“Seorang laki-laki usia 40 tahun mengeluh sering merasakan tidak nyaman di daerah perutnya. Kalau sedang tidak nyaman pasien sering merasa mulas dan ingin buang air besar. Hal itu semakin diperparah biasanya jika pasien sedang dalam kondisi cemas atau tegang. Pengobatan ke dokter penyakit dalam sudah dilakukan, pemberian obat-obat maag sudah diberikan, tetapi hasilnya belum baik. Ini yang membuat akhirnya pasien datang menemui saya di tempat praktek”
Irritable Bowel Syndrome atau yang sering disingkat IBS adalah suatu kondisi gangguan perut yang ditandai dengan rasa tidak nyaman di daerah perut, yang disertai dengan gejala-gejala episodik perasaan sulit buang air besar (konstipasi) dan atau diare.IBS sering kali disebut sebagai suatu kumpulan keluhan dan bukan penyakit maag tertentu. Kembung, banyak gas dan perasaan tidak nyaman adalah keluhan yang paling sering dialami pasien selain diare dan sulit buang air besar.
Beberapa hal yang memperburuk gangguan panik juga dapat memperburuk gejala IBS. Misalnya, stres, alkohol dan kafein cenderung memicu serangan panik dan telah juga dikaitkan dengan gejala IBS meningkat. Untuk itu perlu penanganan kasus IBS bersama dengan psikiater yang memahami kondisi hubungan antara stres dan gangguan perut yang dialami.
“Seorang laki-laki usia 40 tahun mengeluh sering merasakan tidak nyaman di daerah perutnya. Kalau sedang tidak nyaman pasien sering merasa mulas dan ingin buang air besar. Hal itu semakin diperparah biasanya jika pasien sedang dalam kondisi cemas atau tegang. Pengobatan ke dokter penyakit dalam sudah dilakukan, pemberian obat-obat maag sudah diberikan, tetapi hasilnya belum baik. Ini yang membuat akhirnya pasien datang menemui saya di tempat praktek”
Irritable Bowel Syndrome atau yang sering disingkat IBS adalah suatu kondisi gangguan perut yang ditandai dengan rasa tidak nyaman di daerah perut, yang disertai dengan gejala-gejala episodik perasaan sulit buang air besar (konstipasi) dan atau diare.IBS sering kali disebut sebagai suatu kumpulan keluhan dan bukan penyakit maag tertentu. Kembung, banyak gas dan perasaan tidak nyaman adalah keluhan yang paling sering dialami pasien selain diare dan sulit buang air besar.
Label “IBS”
sering digunakan ketika pemeriksaan laboratorium atau penunjang lain
seperti USG atau Endoskopi tidak merujuk pada diagnosis spesifik untuk
menjelaskan gejala yang ada. Irritable Bowel Syndrome biasanya kronis, dan membuat masalah dalam kehidupan pasien yang nyata
IBS Terkait dengan Kecemasan dan Depresi
Stres dan kecemasan telah terbukti mengganggu fungsi pencernaan. Diperkirakan bahwa hingga 60% orang yang mencari perawatan medis untuk IBS juga melaporkan kecemasan dan / atau gangguan mood. Beberapa
penelitian mengatakan pasien Gangguan Panik sebagai salah satu tipe
Gangguan Kecemasan yang paling sering dialami mempunyai kerentanan
mengalami IBS antara 25-40%. Beberapa peneliti percaya bahwa orang
dengan IBS yang sensitif terhadap bahan kimia stres tertentu, sehingga
respon berlebihan dari usus besar.Beberapa hal yang memperburuk gangguan panik juga dapat memperburuk gejala IBS. Misalnya, stres, alkohol dan kafein cenderung memicu serangan panik dan telah juga dikaitkan dengan gejala IBS meningkat. Untuk itu perlu penanganan kasus IBS bersama dengan psikiater yang memahami kondisi hubungan antara stres dan gangguan perut yang dialami.
Tips untuk Mengelola Gejala IBS
1. Memilih Makananan Yang Benar
Sering kali, gejala IBS diperburuk oleh makanan atau minuman tertentu. Ini sering disebut “memicu”, dan mereka berbeda untuk setiap orang. Pemicu umum yang telah terbukti dapat meningkatkan gejala IBS, meliputi : minuman dan makanan yang mengandung kafein, Alkohol, sayuran mentah, kulit di buah, Makanan tinggi lemak, minuman bersoda, produk susu.
Mungkin tidak semua orang mengalami gejala-gejala IBS dengan pemicu makanan yang sama. untuk itu anda perlu mengatur menu harian anda dan melihat apakah ada makanan tertentu yang lebih mudah memicu terjadinya IBS anda.
Mungkin tidak semua orang mengalami gejala-gejala IBS dengan pemicu makanan yang sama. untuk itu anda perlu mengatur menu harian anda dan melihat apakah ada makanan tertentu yang lebih mudah memicu terjadinya IBS anda.
2. Mengelola Stres
Stres
yang berlebihan telah dikaitkan dengan gejala IBS meningkat dan
peningkatan gejala gangguan panik. Relaksasi dan meditasi mindfulness
telah banyak dilakukan untuk mengurangi stres yang berlebihan. Pasien
dengan keluhan IBS juga perlu untuk mengatasi dan beradaptasi dengan
stres yang dialami oleh dirinya. Reaksi stres yang berlebihan perlu
diingat akan memudahkan terjadinya IBS pada diri pasien.
3. Berkunjung ke Psikiater
Sering
kali pengobatan IBS oleh dokter menggunakan obat penenang dalam salah
satu obatnya. Biasanya yang diberikan adalah golongan benzodiazepine.
Perlu selalu diingat akan adanya potensi ketergantungan dan toleransi
(dosis obat meningkat karena efeknya sudah tidak didapatkan lagi dengan
dosis awal) dalam pemakaian obat jenis penenang benzodiazepine.
Penggunaan obat yang rasional sangat diperlukan apalagi IBS adalah
penyakit yang kronis dan berulang. Pasien yang mengalami IBS bisa
melakukan konsultasi kepada psikiater berhubungan dengan hal-hal yang
memicu stresnya dan juga bagaimana mengobati gangguan panik atau
gangguan kecemasan lainnya yang sering berbarengan terjadinya pada
pasien dengan gangguan IBS. Terapi yang tepat pada pasien secara
psikiatri akan memperbaiki kondisi medis umum terkait IBS-nya.
Intinya
adalah sebagai salah satu keluhan psikosomatik, maka IBS adalah salah
satu kumpulan gejala sakit yang sangat erat hubungannya dengan aspek
psikologis orang yang mengalaminya. Terapi pengobatan yang interdisiplin
dan meliputi semua aspek akan sangat baik bagi penyelesaian kasus IBS
dalam praktek sehari-hari.
Salam sehat jiwa