Selasa, 22 Oktober 2013

Berjibaku Lepas Dari Alprazolam

1382493238460837466
Alprazolam generik (sumber : google image)
Oleh : Dr.Andri,SpKJ,FAPM (Psikiater, Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine)

Setahun belakangan ini saya banyak didatangi pasien yang ingin lepas dari ketergantungan terhadap alprazolam. Obat penenang yang dikenal dengan berbagai macam merek seperti Xanax, Alganax, Calmlet dan Zypraz ini memang suka membuat repot pasien yang tidak menyadari penggunaannya.

Alprazolam sebenarnya diindikasikan oleh Food Drug Administration (FDA) sebagai obat penunjang untuk Gangguan Kecemasan Menyeluruh dan Gangguan Cemas Panik. Dalam praktek sehari-hari ternyata obat Alprazolam ini lebih banyak digunakan sebagai obat pembantu tidur pada pasien-pasien yang mengalami insomnia. Indikasi ini sudah dikenal di kalangan dokter dan awam secara luas, bahkan di bawah tahun 2009 obat ini bisa dibeli bebas di apotek tanpa resep dokter.

Permasalahan timbul karena ketidaktahuan pasien dan dokter yang meresepkan tidak paham akan efek obat ini. Alprazolam adalah obat yang sangat mudah membuat toleransi dan mempunyai potensi untuk ketergantungan yang tinggi pada pemakaian lama. Pasien yang memakai obat ini dalam dosis terapi sekalipun bisa mengalami toleransi apalagi jika penggunaannya tidak diawasi oleh dokter psikiater. Pengguna alkohol sebaiknya tidak pernah menggunakan obat ini karena masalah ketergantungan dan toleransi akan lebih mudah terjadi pada mereka daripada orang yang tidak menggunakan alkohol.

Obat ini memang sangat berguna untuk kasus gangguan cemas panik. Apalagi jika dalam kondisi serangan panik, sampai saat ini obat ini termasuk yang paling efektif dan cepat mengurangi gejala-gejala panik tersebut dalam beberapa menit saja. Tetapi penggunaan di luar indikasi ini apalagi untuk mendapatkan rasa nyaman yang berlebihan tidak pernah disarankan. Khusus untuk mantan pengguna narkotika jenis heroin (putaw) obat ini sangat akrab bagi mereka karena efek anticemasnya yang kuat membantu meredakan gejala putus obat.

Di bawah ini akan saya sajikan kasus upaya lepas ketergantungan alprazolam pada seorang laki-laki muda. Pemakaian alprazolam sampai 10 miligram per hari.

Laki-laki usia 28 tahun datang dengan keinginan untuk bisa lepas dari ketergantungan Alprazolam yang sudah dia alami selama 1 tahun. Pasien mengatakan awalnya alprazolam digunakannya untuk membantunya tidur tetapi lama kelamaan pasien menggunakan alprazolam tersebut untuk tenang dan nyaman. Dosis dari 1 miligram terus bertambah sampai akhirnya pernah pasien menggunakan 10 miligram perhari. Bisa dikurangi sampai 6 miligram tetapi merasa sangat gelisah berlebihan.
Saat itu pilihan yang diberikan kepada pasien adalah lepas sama sekali dari obat dan mencari penggantinya atau menurunkan perlahan-lahan dengan menggunakan obat antidepresan yang ditambahkan. Pasien lebih memilih mengganti obat alprazolam dengan obat anticemas lain yang disarankan.

Saya memulai dengan memberikan edukasi kepada pasien bahwa penggunaan alprazolam yang berlebihan tersebut harus diketahui dulu sebabnya. Pasien mengatakan awalnya untuk mengatasi masalah tidurnya dan lama kelamaan untuk membantu lebih relaks. Hal ini memberikan gambaran bahwa ada kesulitan tidur pada pasien yang akhirnya mempengaruhi kehidupannya sehari-hari juga. Efek penggunaan alprazolam untuk tidur akhirnya membuat masalah kesulitan untuk mempertahankan kestabilan di pagi hari karena sering akhirnya pasien menjadi cemas juga di pagi hari dan menggunakan alprazolam untuk meredakannya juga.

Selanjutnya saya menyarankan untuk terapi penggantian alprazolam dengan anticemas yang lebih panjang kerjanya agar tidak mudah membuat pasien berkeinginan minum alprazolam kembali. Alprazolam adalah obat penenang yang mempunyai waktu paruh pendek, kerjanya hanya 3-4 jam saja di tubuh. itulah mengapa para pasien yang ketergantungan alprazolam bisa berkali-kali makan alprazolam dalam sehari. Kita memilih diazepam sebagai pengganti obat alprazolam dan menggunakan agomelatine sebagai tambahan obat antidepresan di waktu malam hari agar juga membantunya tidur. Agomelatine adalah antidepresan yang bekerja menyelaraskan irama sirkadian tubuh dan diindikasikan untuk depresi. Pada praktek obat ini banyak digunakan untuk mengatur irama sirkadian tubuh yang kacau terutama pada pasien gangguan cemas yang sulit tidur.

Terapi ini berlangsung lebih dari 3 bulan dengan penurunan dosis Alprazolam yang langsung dan pengganti alprazolam yaitu diazepam diberikan dengan dosis setara (equivalen). Pasien bisa melepaskan alprazolam langsung tanpa gejala-gejala putus obat yang mengganggu dan bisa mencapai tidur yang baik dengan penggunaan antidepresan agomelatine. Salah satu yang melegakan adalah pelepasan alprazolam secara langsung dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien yang akhirnya membuatnya bisa beraktifitas seperti biasa sehari-hari. Keluhan yang awalnya dikeluhkan adalah emosional yang kadang tidak stabil dan membuat pasien mudah marah. Pasien sampai saat ini sedang dalam terapi penurunan dosis antidepresannya dan kondisi kontrol terakhir sudah menunjukkan perubahan yang baik. Alprazolam tidak pernah diminum lagi sejak awal pengobatan.

Catatan dari kamar praktek :
Hal yang harus diperhatikan dalam upaya terapi ketergantungan alprazolam adalah komitmen dari pasien dan ketahanan diri pasien untuk menahan gejala-gejala yang tidak nyaman yang diakibatkan reaksi putus obat alprazolam. Sering kali pasien-pasien saya yang gagal terapi ini disebabkan karena pasien merasa sulit mentolerir gejala-gejala fisik dan psikis akibat putus obat alprazolam. Kebanyakan dari pasien ini inginnya langsung baik dan nyaman tanpa efek apapun, sesuatu yang agak sulit dicapai.

Komitmen yang baik dari pasien dan juga dukungan dari keluarga adalah hal yang sangat penting. Pasien harus didukung dengan baik. Pasien dalam kasus saya ini didukung oleh ayah dan istrinya untuk berobat. Ayah mengingatkan selalu pasien untuk makan obat sesuai aturan dan membuat komitmen yang bisa dijalani bersama.
Saya berharap tulisan ini dapat menginspirasi orang-orang yang saat ini masih ketergantungan alprazolam. Semoga segera melakukan perubahan. Salam Sehat Jiwa

Minggu, 13 Oktober 2013

Apa kata pembaca buku "Psikosomatik"?

Saya mencoba untuk meminta kesan dan kritik dari pembaca buku saya "Psikosomatik". Saya lihat di antaranya adalah sebagai berikut :

Saya sebagai dokter pelayanan primer lulusan tahun 80an, telah membeli buku ini melalui kirim tiki,setelah 

baca buku ini,komentar saya adalah satu2nya buku yang dituliskan dari isi pikiran,pengalaman pribadi dari

dr Andri sendiri,bukan seperti kita baca buku tekbook medis lain,kebanyakan hasil kutipan texbook lainnya 

Buku ini buku yang praktis dan perlu dibaca dan dimiliki.terima kasih dr andri mau sharing pengalaman utk 

kalangan dokter di Indonesia. (dr.Darwis Hartono)

Terima kasih atas kesediaan sejawat dan pembaca sekalian untuk berkontribusi dalam memberikan pendapat. Salam Sehat Jiwa

Sabtu, 05 Oktober 2013

Obati Psikosomatik dengan Tepat dan Menyeluruh

Oleh : Dr.Andri,SpKJ (Kepala Klinik Psikosomatik RS OMNI)

Sabtu 5 Oktober 2013 bertempat di Auditorium RS OMNI Alam Sutera, Tangerang Selatan berlangsung Seminar Psikosomatik ke-2 yang diselenggarakan oleh Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera. Kegiatan yang merupakan rangkaian acara Ulang Tahun Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera ini juga berkaitan dengan peluncuran buku terbaru saya “Psikosomatik” yang merupakan kumpulan artikel Psikosomatik di berbagai media online.
Seminar ini ditujukan untuk dokter umum dan dokter spesialis di pelayanan primer agar mampu mengenali kondisi medis psikosomatik dan pengobatan yang tepat dan menyeluruh. 

Seminar ini juga bertujuan agar pasien-pasien psikosomatik dapat terdeteksi sejak awal di pelayanan primer sehingga mendapatkan kesempatan meraih kualitas hidup yang lebih baik. Hal ini karena selama ini pasien psikosomatik sering kali tidak terdeteksi dengan baik karena walaupun merupakan kondisi gangguan kejiwaan, gejala psikosomatik pasien adalah gejala fisik. Dikotomi Jiwa dan Raga sendiri dari kebanyakan orang bahkan dokter sekalipun semakin membuat kasus-kasus Psikosomatik sering kali luput dari perhatian dokter.

Saya membuka acara ini dengan menampilkan presentasi tentang apa yang menjadi perhatian dalam penanganan kasus-kasus psikosomatik di pelayanan primer. Setelah mendiskusikan tentang perubahan yang terjadi pada kriteria diagnosis terbaru menurut American Psychiatric Association. Saya kemudian memaparkan penyakit-penyakit psikosomatik yang sering ditemukan di pelayanan primer seperti gangguan dispepsia (lambung) fungsional, gangguan nyeri kronik termasuk fibromialgia dan sindrom kelelahan kronik serta insomnia. Presentasi saya lebih menyoroti tentang aspek diagnosis dan hal-hal yang harus diperhatikan pada pasien yang mengalami gejala tersebut. Seperti misalnya bahwa pada kenyataan klinis di lapangan terdapat lebih dari 60-70% kasus gangguan lambung adalah merupakan gangguan lambung fungsional. Ini artinya gangguan lambung tersebut tidak ditemukan dasar organisnya di lambung seperti luka atau peradangan berat. Kondisi psikiatrik seperti cemas dan depresi sering terjadi pada kasu-kasus seperti ini.

Pembicara selanjutnya Dr.Dharmawan A.Purnama,SpKJ dari RSJ Soeharto Herdjan lebih mengedepankan aspek pengobatan dengan menggunakan obat-obat psikiatrik yang bisa digunakan juga oleh dokter di pelayanan primer. Dr.Dharmawan menegaskan bahwa setiap obat memiliki indikasi sendiri dan tidak diperkenankan memberikan obat tanpa mengetahui cara kerja dan kegunaan obat. Pengetahuan tentang obat-obatan psikiatrik beliau pandang selama ini sangat lemah. Banyak dokter yang meresepkan obat-obatan dengan pengetahuan yang minim sehingga akhirnya menimbulkan masalah seperti ketergantungan dan kesulitan lepas obat. Hal ini sering terjadi pada penggunaan obat golongan benzodiazepine yang sering disebut obat penenang. Dalam presentasi ini beliau lebih menekankan bahwa obat bisa diberikan dengan baik dengan dasar diagnosis yang tepat dan kemampuan dokter yang kompeten. Dr.Dharmawan menegaskan kembali tentang profesionalisme dan kode etik kedokteran dalam praktek sehari-hari agar menjadikan pasien yang ditangani menjadi lebih mendapatkan kualitas hidup yang baik.

Pembicara terakhir Dr.Elly Ingkiriwang,SpKJ dari FK UKRIDA mempresentasikan tentang dasar-dasar konseling dan “The Art of Listening”. Kondisi psikosomatik kita ketahui banyak berhubungan dengan dasar mental emosional yang mengalami ketidakseimbangan. Kondisi ini tentunya membuat masalah yang berkepanjangan jika tidak dituntaskan. Dr.Elly pada kesempatan ini lebih banyak mengajak para dokter untuk bisa berperan sebagai pendengar aktif jika berhadapan dengan kasus-kasus psikosomatik. Dr.Elly juga memaparkan bagaimana suatu proses konseling dan psikoterapi bisa memberikan perbaikan pada kondisi pasien asalkan adanya kerjasama yang baik antara pasien dan dokter. Dr.Elly mengingatkan bahwa pada pasien psikosomatik pembicaraan berhubungan dengan kondisi fisik yang selalu ditekankan pasien bisa dialihkan ke hal-hal lain seperti kondisi keluarga dan lingkungan. Hal ini bertujuan agar pasien tidak selalu fokus pada “sakitnya” dan mencoba mengalihkan pikirannya pada hal-hal lain yang juga perlu dipikirkan dalam hidup ini.

Seminar ini ditutup oleh presentasi kasus oleh saya tentang kasus-kasus psikosomatik dan penggunaan obat psikiatrik dalam praktek klinis sehari-hari. Kasus insomnia menjadi titik utama dalam presentasi kasus ini karena begitu banyaknya kasus insomnia yang sering ditangani oleh dokter umum dan dokter spesialis di pelayanan primer.

Secara umum seminar ini berlangsung sukses. Peserta yang berjumlah 87 orang tampak antusias memberikan perhatian pada semua pembicara. Pembahasan kasus pun berlangsung baik. Beberapa pujian dilontarkan oleh peserta kepada para pembicara yang telah mampu memberikan gambaran yang baik tentang kasus-kasus psikosomatik yang sebenarnya sering ditemui oleh dokter umum di pelayanan primer.

Semoga acara ini bisa dilakukan kembali di tahun depan dengan topik yang lebih baik dan menyeluruh lagi. Saya ucapkan terima kasih atas kehadiran peserta yang telah berkenan mengikuti seminar ini. Salam Sehat Jiwa
13810161761575972792
Peserta seminar Psikosomatik di RS OMNI Alam Sutera (5/10/2013 dok pribadi)
13810162801423903095
Dr.Andri,Dr.Elly dan Dr.Dharmawan pembicara dalam Seminar Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera (5/10/2013 dok pribadi)