Jumat, 12 Januari 2024

Jadwal Praktek di RS EMC Alam Sutera

Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Sabtu : 10.00-14.00 

Registrasi via call center 150789 hanya untuk 8 pasien 

Pasien yang daftar di RS (walk in) tidak dibatasi kuota, ditutup registrasi jam 14.00

Konsultasi Telemedicine di RS EMC Alam Sutera

 Konsultasi online atau telemedisin HANYA dikhususkan untuk pasien yang pernah berobat sebelumnya di Klinik Psikosomatik RS EMC Alam Sutera dan kondisi stabil dalam pengobatan. 

Silahkan membuat janji konsultasi online di nomor WA 0813-9804-6837 (Online di Hari Kerja). 

Jadwal Konsultasi Online Setiap Senin s.d Kamis di atas jam 16.00

Perkiraan Biaya Berobat di RS EMC Alam Sutera

 

Banyak pasien menanyakan di dalam kolom komentar YouTube Andri Psikosomatik dan juga bertanya via DM atau inbox di FB terkait biaya konsultasi dan total biaya yang harus dikeluarkan untuk konsultasi di Klinik Psikosomatik RS EMC Alam Sutera. 

Di bawah ini akan kami jabarkan terkait pertanyaan itu :

1. Jasa Medis Konsultasi 

Waktu konsultasi di Klinik Psikosomatik berkisar antara 20-35 menit dengan rentangan biaya antara Rp.600.000-Rp.700.000 (20-35 menit)

2. Biaya Registrasi Rawat Jalan 

Rumah Sakit EMC Alam Sutera membebankan registrasi Rp.80.000 kepada pasien 

3. Biaya Obat 

Kami pernah menghitung dengan farmasi rawat jalan bahwa biaya pengobatan untuk kasus psikosomatik cemas rata-rata berkisar Rp.600.000-Rp.850.000,- untuk sebulan dengan menggunakan obat generik dan campuran obat generikbermerek. Harga bisa berbeda jika kasusnya berbeda, namun rata-rata sekitar itu. 

Tentunya biaya ini tidak pasti, bisa lebih dari harga tersebut atau bisa kurang karena akan tergantung kasus yang dihadapi. 

Pasien biasanya akan konsul satu bulan sekali atau jika sudah stabil bisa dua bulan sekali. Waktu berobat sekitar 3-6 bulan untuk kebanyakan kasus. 

Terima kasih semoga bisa membantu 

Salam Sehat Jiwa

Minggu, 12 Maret 2023

Masalah Kesehatan Jiwa Meningkat Pasca Pandemi Terkendali



Tahun 2023 saya telah berpraktik psikiatri (psikiatri) selama 15 tahun. Saya telah mengalami banyak hal dalam praktik sehari-hari saya dalam hal masalah kesehatan mental.

Pandemi Covid-19 yang bermula di Indonesia pada akhir Februari 2020 memberikan dampak yang luar biasa bagi kesehatan mental masyarakat Indonesia.

Dalam praktik saya sehari-hari, saya ingat suatu ketika ketika PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) diberlakukan sekitar bulan April-Juli 2020, pasien saya mengalami penurunan drastis (sekitar 50%) karena orang tidak mau ke rumah sakit. Saya sendiri masih datang ke rumah sakit dan melakukan telemedicine melalui video call dengan pasien lama saya.

Saat itu hanya ada sekitar 10 pasien per hari. Kemudian situasi membaik sekitar Desember 2020 dan kami mulai heboh mulai Januari-Februari 2021, petugas kesehatan mendapatkan vaksinasi Sinovac pertama mereka. Sayangnya varian Delta mengamuk di bulan Juni-Juli 2021 menyebabkan banyak orang mengalami kejadian menyedihkan dan traumatis saat itu.

Banyak orang terdekat kita meninggal. Ada juga banyak berita menakutkan setiap hari yang membuat banyak orang sangat ketakutan saat itu. Saya sendiri melihat banyak antrian pasien di UGD rumah sakit tempat saya bekerja untuk rawat inap.

Saat itu antrean mencapai 100 pasien, sehingga banyak pasien yang tidak dirawat inap, meski mungkin ada yang tidak perlu rawat inap.

Dampak kondisi ini pada pasien tidak hanya medis. Jiwa banyak orang mulai terganggu. Saat itu banyak pasien yang datang ke poliklinik psikiatri tempat saya bekerja karena sulit tidur.

Pasien lama yang sudah bertahun-tahun tidak berobat datang lagi karena kecemasannya kambuh. Setelah sembuh dari Covid, pasien mengalami kesulitan tidur dan kecemasan yang membuat mereka tidak bisa bekerja dan beraktivitas seperti biasa.

Meningkatnya jumlah kunjungan pasien di poliklinik dan telemedicine saat itu memaksa saya untuk menolak beberapa pasien setiap hari karena sudah melebihi kuota 20 per hari yang telah saya tetapkan. Menempatkan pembatasan pasien sebenarnya juga untuk kepentingan saya sendiri karena kondisi kesehatan mental dan fisik saya juga perlu dijaga agar saya bisa melayani saat itu.

Syukurlah memasuki November 2021 kondisi sudah terkendali dan kita bisa menyambut tahun baru 2022 dengan kondisi yang lebih terkendali.

Saat itu sebagian dari kami juga mendapat booster pertama. Kegiatan masyarakat di tahun 2022 sudah mulai membaik hingga akhirnya kami bisa melaksanakan mudik tanpa batasan yang terlalu ketat di akhir bulan April 2022. Saat itu saya pun memutuskan untuk melakukan road trip ke Bali dari Tangerang.

Saya melihat kondisi di beberapa daerah masih cukup sepi. Meski begitu, Bali masih belum seaktif dulu. Tamu hotel mungkin sudah mulai banyak dan orang asing tidak menggunakan masker saat itu.

Gangguan Menetap Pasca-Pandemi Terkendali

Namun dalam praktiknya, saya masih menemukan sisa-sisa dari peristiwa traumatis yang meningkatkan kasus varian Delta Covid di tahun 2021.

Banyak pasien dengan gangguan kecemasan "baru" dipicu oleh stres yang tak tertahankan saat varian delta meledak.

Sayangnya, kondisi ini terus berlanjut bahkan setelah kondisi pandemi terkendali hingga Presiden Jokowi memutuskan menghentikan PPKM.

Hingga saat ini, banyak pasien yang mengalami gangguan kecemasan tak terkendali akibat kejadian di bulan Juni-Agustus 2021. Kebanyakan dari mereka kebanyakan adalah pasien berusia 50-an hingga 60-an yang sangat terganggu dengan aktivitasnya dan tidak bisa kemana-mana saat itu. selama berbulan-bulan.

Kondisi traumatis ini meninggalkan bekas yang masih sulit diadaptasi hingga kini sehingga akhirnya mengganggu tidur dan keseharian karena kecemasan yang datang entah dari mana.

Penanganan pasien seperti ini sebenarnya tidak berbeda dengan gangguan kecemasan pada umumnya. Pengobatan dengan antidepresan, obat kecemasan dan psikoterapi suportif biasanya menghasilkan perbaikan yang signifikan pada pasien ini.

Beberapa di antaranya dapat mengurangi bahkan melepaskan obat setelah dikontrol selama 3 bulan penggunaan obat. Sedangkan yang lainnya masih membutuhkan perawatan pada saat penulisan.

Semoga pembaca semua tidak termasuk yang mengalami masalah kesehatan mental akibat pandemi ini. Semoga kita semua tetap bisa beradaptasi dengan kondisi ini dengan mantra IKHLAS, SABAR, dan SADAR. Semoga kita semua sehat. Salam Jiwa Sehat