Kamis, 02 Juli 2015

Hambatan Sembuh dari Gangguan Cemas

Oleh : dr.Andri,SpKJ,FAPM (Psikiater Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera)

Sudah hampir 7 tahun lamanya saya mengkhususkan diri dalam menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan keluhan-keluhan psikosomatik. Keluhan fisik yang didasari oleh masalah psikologis ini biasanya sering dialami oleh pasien-pasien yang mengalami gangguan kecemasan. Pada beberapa pasien sering kali masalah terkait dengan gangguan kecemasan bisa disembuhkan dengan segera, tapi untuk pasien yang lainnya sering kali perlu waktu bertahun-tahun untuk tetap menggunakan obat agar menjaga masalah kecemasannya tidak sampai mengganggu kehidupannya sehari-hari. 
Ada beberapa hal yang dalam praktek saya lihat merupakan beberapa kondisi yang terkait dengan kesulitannya sembuh atau lamanya pengobatan pasien-pasien gangguan kecemasan. Hal tersebut akan saya ungkapkan dalam tulisan di bawah ini. Perlu diingat bahwa hal ini disimpulkan dari pengalaman klinis sehari-hari yang didukung oleh teori kedokteran jiwa. Penelitian sahih pada kasus-kasus tersebut belum dilakukan sehingga kesimpulan yang dibuat saya hanya berdasarkan pasien-pasien yang saya tangani selama ini di Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera. 

1. Pasien dengan riwayat penggunaan narkotika stimulan
Saya sering menemukan dalam praktek bahwa kebanyakan pasien yang sulit sembuh dari Gangguan Kecemasan (baik Gangguan Panik atau Gangguan cemas menyeluruh serta tipe lainnya) adalah pasien-pasien yang pernah menggunakan narkotika jenis stimulan dalam waktu yang lama dan dosisnya berlebihan. Saya punya beberapa kasus pasien gangguan kecemasan yang sulit sekali mereda gejala kecemasannya jika tanpa obat-obatan antidepresan yang harus dimakannya dalam waktu yang lama. Pasien seperti ini biasanya memiliki riwayat penggunaan stimulan seperti sabu atau ekstasi. 
Kondisi ini sebenarnya terkait dengan masalah sistem neurotransmiter monoamine di otak pasien pengguna stimulan. Kita memahami bahwa tujuan pemberian stimulan salah satunya untuk meningkatkan euforia dan semangat. Hal ini berkaitan dengan peningkatan neurotransmitter serotonin, norepineprine dan dopamin di otak. Pemberian sabu atau ekstasi akan meningkatkan berkali lipat zat-zat tersebut. Ketika akhirnya pasien menjadi terbiasa dengan kondisi tingginya zat tersebut dalam otaknya lalu kemudian berhenti, maka kondisinya sering kali tidak kembali normal. Ataupun jika kembali ke kondisi normal, otak pasien yang terbiasa mengalami kelebihan akan "menyangka" bahwa kondisi itu adalah kekurangan. Anggap saja jika diberikan stimulan zat tersebut meningkat sampai 100x lipat, tapi jika tidak menggunakan maka level 1x lipat dianggap sebagai sesuatu yang kurang. Padahal selama ini adalah normal.
Sayangnya hal ini sangat berkaitan dengan timbulnya gejala-gejala gangguan kejiwaan. Penurunan serotonin adalah hal yang dianggap sebagai kondisi yang bertanggung jawab terhadap gangguan depresi dan cemas. Begitu juga ketidakseimbangan norepineprin dan dopamin. Dopamin sangat berhubungan dengan daya pikir dan juga gejala-gejala psikotik. Jika berlebihan sering akan mengalami waham (delusi) dan halusinasi terutama jika berlebihan di daerah otak yang dinamakan jaras atau jalur mesolimbik.
Kondisi ini yang sering jadi hambatan dalam kesembuhan pasien. Orang yang sudah terbiasa menggunakan stimulan dalam waktu lama sering kali mengalami masalah kecemasan di kemudian hari walaupun sudah tidak aktif lagi menggunakan zat stimulan tersebut.

2. Penyalahgunaan obat penenang khususnya benzodiazepine
Saya sering menemukan masalah ketergantungan atau penyalahgunaan benzodiazepine di dalam praktek. Beberapa yang sering disalahgunakan misalnya adalah alprazolam, nitrazepam dan nimetazepam (atau dikenal dengan sebutan Happy 5/Erimin 5). Sebenarnya jika obat-obat tersebut digunakan dengan baik, dosisnya pas dan diawasi oleh dokter maka obat tersebut sangat berguna. Nitrazepam (yang dikenal dengan merk dagang Dumolid) diindikasikan untuk pasien gangguan insomnia yang berat yang biasanya disebabkan oleh depresi. Alprazolam digunakan untuk mengatasi dengan baik serangan panik yang datang pada fase-fase awal pengobatan gangguan panik. Sayangnya sering kali penggunaannya menjadi berlebihan karena si pengguna ingin mendapatkan efek yang lebih dari obat-obat ini.
Selain itu biasanya kita temukan pasien-pasien yang cenderung menyalahgunakan obat-obat penenang ini adalah para pengguna zat narkotika lain atau mantan pengguna zat narkotika. Obat penenang diberlakukan oleh pasien ini sebagai zat pengganti untuk menutupi rasa putus zat atau rasa tidak nyaman terkait tidak digunakannya lagi zat narkotika. Ada pula kecenderungan pasien dengan riwayat penyalahgunaan zat ini sering kali sulit memenuhi petunjuk dokter dan mau seenaknya sendiri saja. Penanganan pasien gangguan cemas saat ini biasanya menggunakan antidepresan SSRI atau SNRI, sedangkan benzodiazepine hanya diberikan di awal saja jika perlu. Sayangnya pasien-pasien yang mempunyai riwayat penggunaan benzodiazepine yang lama biasanya malas menggunakan obat antidepresan karena rasanya tidak seenak obat penenang. Inilah masalahnya, pasien ingin tetap cari enaknya bukan ingin kesembuhan. Ada beberapa pasien juga yang selalu mengeluh rasa tidak nyaman setelah lepas dari obat penenang dan mempunyai kecenderungan untuk memakainya lagi.

3. Stresor belum teratasi baik
Pemicu Gangguan Kecemasan sering dikaitkan dengan adanya stresor. Pengalaman praktik mengatakan stresor di rumah tangga dan yang berhubungan dengan pekerjaan adalah stresor yang paling sering dikeluhkan pasien. Sering kali pasien yang mengalami masalah rumah tangga mengalami masalah gangguan kecemasan yang sulit sembuh. Begitu juga jika stresor di pekerjaan tidak kunjung reda. Masalah-masalah ini sering menjadi hambatan untuk mencapai kesembuhan dalam penanganan kasus gangguan kecemasan. 
Biasanya hal ini terkait dengan daya adaptasi yang masih sulit dari kondisi yang berkaitan dengan stresor yang dialami pasien. Kondisi ini tentunya perlu mendapatkan perhatian. Obat dibantu dengan teknik psikoterapi atau konseling yang terarah sedikit banyak bisa membantu daya adaptasi pasien menjadi lebih baik. Setidaknya dia mampu mencoba mekanisme adaptasi yang mungkin dianggap paling cocok untuk mengatasi masalahnya. 
Demikian hal-hal yang paling sering dianggap menghambat kesembuhan masalah gangguan kecemasan. Semoga apa yang dituliskan bermanfaat. Salam Sehat Jiwa

2 komentar:

Unknown mengatakan...

mau tanya dok, ibu saya usia 54 thn, sdg menjalani pengobatan untuk mengatasi kecemasan berlebihan di dokter spesialis kejiwaan. mmg ada perubahan, tapi kok ibu saya jadi terlihat lemas, ngantuuk dan bawaannya tidur saja. sdh saya sarankan untuk barengi dgn olahraga/yoga, tapi beliau menolak dgn alasan capek/ngantuk. bahkan untuk aktifitas sehari2 jadi lamban, pelupa dan tidak bersemangat. mohon penjelasannya dok, apa mmg cara kerja pengobatannya seperti ini? trima kasih.

Unknown mengatakan...

Ass. Wr. Wb.
Selamat Malam dan Selanat Sahur
Pak Dokter.
Perkenankan
Sy H.Ibrahim Anwar,
Wirastawan, Lahir 18 Juni1974 43 thn)
Agama : ISLAM:
ALAMAT : Jl.Dr.Suharso,
Kel. Besusu Timur, Kec Palu Timur
Kota PALU-Sulawesi Tengah.

Sy mhn infonya Insha Allah setelah Lebaran ini. Kpn kiranya Pak dokter bisa luangkan waktu utk saya dapat berkonsultasi sekaligus mau berobat dgn obat yg bapak anjurkan.
Namun sayangnya pembelian obat yg saya lakukan via online, tdk menghasilkan manfaat apa2 alias saya selalu tertipu.

Utk itu jika Bpk berkenan sudilah kiranya kpd saya diberikan waktu utk konsultasi secara utuh agar saya bisa kembali mnjadi normal spt sedia kala. Bebas dr depresi, kecemasan, dihantui ketakutan yg berlebihan, dikucilkan dlm keluarga bhkan sprtinya tdk ada pintu bagi saya utk kembali mnjadi manusia kembali,ditengah banyaknya isu nyiyir dan cemoohan yg tdk pernah berhenti mengikuti dan menyeret saya semakin jauh dan jauh lagi.

Sbg info bg Pak Dokter, saat ini saya sdh mulai dihinggapi berbagai macam penyakit berupa autis,
Suka menyendirI/mengurung diri dlm ruangan kerja saya selama berjam-jam lamanya,

Bekum lagi riwayat beruao penyakit medis lainnya spt:
Kolostrol, Asam Urat,
asam urat, diabets type 2, ginjal,hati dan badan saya makin hari makin kurus dr 98 kg pd tahun 2004 mnjadi 64 Kg pada saat ini.

Bekum lgi betis, dan telapak kaki kiri dan kanan sy sdh hampir 2 bulan ini mengalami kram yg dahsyat, dan urat2 diatas kaki saya kanan/kiri hampir setiap saat terasa spt ada ratusan jarum yg berjalan dan menusuk dgn sakit yg tdk terperihkan.

Saking sakitnya maka sdh hampir 2 bulan ini setiap malam sy tdk bisa tidur mskipun sdh dibantu dengan obat penenang atau obat tidur. Pdhal sdh hampir 5 tahun ini secara rutin saya berkonsultasi pada Prof Yulianto dgn alamat Jkn cihampelas Bandung

Akibat samping dr semua KENAKALAN dan masa kelam/jahiliyah sy dimasa lalu yg meliputi tahun
1. thn 2004-2009,
2. Thn 2012 - 2017
3. Total waktu sekitar 10 tahun

Mengakibatkan kehidupan keluarga sy berantakan dan amburadul.
Pdhl secara ekonomi alhamdulillah sy diberikan kecukupan yg luar biasa oleh Allah

Pertanyaan saya adalah :
1. Mhn kesedian Pak Dokter agar saya bisa konsultasi secara face to face. Sehingga sy bisa bercerita secara gamblang dan vulgar terhadap masa2 jahiliyah saya
2. Mhn Pak Dokter membantu dan mengobati saya sehinga syukur alhamdulillah jika saya bisa pulih sprti sedia kala, meskipun penyesalan akan masa lalu dan hancurnya keluarga sy tdk bisa saya tebus dgn cara apapun.
3. Ini adalah Kontak Hp saya.
0812 9624 3337. Aktip 1 x 24.jam. insha Allah jika Pak Dokter berkenan, sudilah kiranya merespon curahan hati saya ini. Dan saya tiap saat bisa secepatnya berangkat dr Palu any time jk bpk memerintahkan.
4. Mhn maaf atas kelancangan saya Pak dan mhn kiranya Pak Dokter mengasihani saya. Karena 10 thn TERJEBAK dlm alam jahiliyah,sptinya sdh tdk punya tempat saya utk kembali.
5 Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas budi baik dan peekenan Bapak,kiranya mndapatkan balasan setimpal dr Allah Swt. Aamiin
Wassalam

H.ibrahim Anwar