Sabtu, 07 November 2020

Apa Ada Manfaatnya Membuat Video Seks Diri Sendiri?


Mengapa orang bisa membuat video saat mereka berhubungan seks? Jawabannya bisa banyak. Pengamat kesehatan jiwa amatir mungkin bisa mengatakan bahwa ini karena sifat narsisistik orang yg membuatnya, merasa bangga denga tubuhnya dan ingin melihatnya kembali. Padahal belum tentu seperti itu niat pembuatnya. 

Ada juga pengamat amatir lain yang bilang bahwa mgkin orang ini berperilaku eksibisionis, suatu keinginan memamerkan alat kelaminya kepada orang lain untuk mendapatkan kepuasan. 

Tapi kan di dalam video yang dibuat untuk konsumsi pribadi, bukan dalam kondisi kenyataan? Pengamat amatir lain bisa bilang, mungkin si pembuat suka melihat dirinya sendiri beradegan seks. Ini menarik kalau memang buat bahan pelajaran sendiri. Beberapa terapis seks mungkin pernah menyarankan seperti ini namun jelas bukan di Indonesia. 

Mungkin bisa saja dia dianggap VOYEURISME tapi buat dirinya sendiri, apa pula itu??? Bagaimana si pembuat diumpamakan seperti mengintip dirinya sendiri. Bahkan ada yg mengatakan bahwa ini perilaku merusak diri sendiri alias self harm dengan cara yg berbeda. Yang jelas INTINYA KITA TIDAK PERNAH TAHU TANPA MEMERIKSA ORANG YANG MELAKUKANNYA. Jadi jangan sok mendiagnosis!!!

Penggunaan istilah seperti narsisme, eksibisionisme, dll memiliki implikasi yang sangat berbeda ketika digunakan dalam wacana umum dibandingkan dengan konteks kesehatan mental dan penegakan hukum. 

Jadi kita tidak bisa berandai-andai dalam diagnosis karena implikasinya pada diri seorang manusia secara keseluruhan. Pedoman diagnosis gangguan jiwa dalam praktek sehari-hari berdasarkan pada ICD 10, DSM 5 atau PPDGJ III. Inilah yang menjadi pegangan dokter jiwa seperti saya dalam menegakkan diagnosis klinis sehari-hari. 

Btw anda tahu gak kaitan perilaku seks dan norma budaya tentu ada. Contoh yang sangat mencolok dari hal ini adalah kenyataan bahwa Dewan Kesehatan dan Kesejahteraan Nasional Swedia mengecualikan fetisisme, sadomasokisme, dan transvestisme dari versi mereka dari ICD-10. Padahal ketiga diagnosis tersebut termasuk parafilia atau gangguan dalam kegiatan seksual. 

Jadi kenapa orang membuat video seks? Selama aktivitas tersebut bersifat suka sama suka dan tidak menyebabkan kesusahan atau gangguan pada pihak, menyimpan untuk konsumsi sendiri itu adalah urusan mereka & bukan urusan orang lain. Yang SALAH yg MENYEBARKAN video seks tersebut !!!

Tidak ada komentar: