Rabu, 17 Januari 2018

Mengenali Potensi Diri



Kita mungkin pernah ditanya tentang apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan kita. Beberapa di antaranya ditanyakan saat menjalani pemeriksaan psikologis, lainnya mungkin ditanya saat dalam wawancara dengan calon atasan atau orang yang berkepentingan dengan kita. Tapi apakah kita sendiri pernah mencoba mengenali diri kita dengan merenung apakah yang menjadi kelebihan dan kekurangan kita?

Kelebihan dan kekurangan diri kita adalah potensi diri kita yang perlu kita ketahui dan pahami. Sering kali dalam praktek saya mencoba untuk menggali potensi itu di diri pasien ketika berhadapan dengan situasi dan masalah tertentu. Tidak ada orang yang lebih memahami diri sendiri dibandingkan orang itu sendiri. Ketika dia mampu untuk mengenali kelebihan dan kekurangannya maka semakin baik pula dia mengenal dirinya. 

Ada beberapa orang yang lebih mengenali kekurangannya, jika fokusnya terhadap diri hanya pada kekurangannya maka orang demikian bisa tidak percaya diri. Pada beberapa kasus yang saya tangani terkait dengan depresi, orang yang banyak memandang selalu dirinya kekurangan akan mudah menjadi depresi. Dia tidak bisa dan biasa melihat potensi kelebihan dirinya dan sering kali enggan untuk menggalinya lebih dalam lagi. Ada hubungan kondisi ini terkait dengan kepribadian orang tersebut. Beberapa orang memang banyak yang hidup dalam kondisi seperti ini sejak kecil. Lingkungan tidak memberikan kesempatan buat dirinya untuk mengenali kelebihan dirinya. Bagi sebagian orang banyak yang beranggapan menonjolkan kelebihan adalah suatu pertunjukan ego dan itu tidak diperkenankan dalam masyarakat. 

Ada sebagian kecil lainnya yang juga sulit menonjolkan kelebihan dirinya karena mempunyai orang tua yang sangat dominan. Orang tua yang sangat otoriter dan terlalu banyak mengatur sering kali tidak memberikan kesempatan untuk anaknya berkembang dan menampilkan potensi dirinya. Beberapa di antaranya mungkin terlihat mempunyai potensi diri namun yang sebenarnya terjadi adalah potensi itu dipaksakan oleh orang tuanya sehingga lebih menjadi gambaran potensi orang tua yang "dititipkan" ke anak. Anak sendiri tidak nyaman dengan kelebihan itu dan pada suatu saat bisa menjadi "kelelahan" dalam menjaga kelebihan itu. 

Buat sebagian orang yang lebih sering menonjolkan kelebihannya tanpa pernah menyadari adanya kekurangan dirinya juga bukan suatu hal yang baik. Orang ini bisa terlihat sangat percaya diri namun sangat sombong. Kelebihan yang dimiliki seolah menjadi hal yang harus selalu dipertontonkan dan pada akhirnya akan membuat masalah buat orang tersebut, terutama jika berhubungan dengan banyak orang. Ada beberapa kasus orang yang sangat sulit berubah karena dia merasa apa yang dia lakukan sekarang adalah sudah yang terbaik. Kesulitannya melihat kekurangan diri membuat dia menjadi sulit berubah dan menjadi lebih bisa menerima kondisi sebenarnya. Pada kondisi yang parah gambaran ini bisa terlihat pada kondisi orang dengan gangguan kepribadian narsisistik. 

Melihat ini sebenarnya yang dibutuhkan adalah keseimbangan dalam melihat potensi diri. Jika kita mampu melihat secara seimbang diri kita dengan baik maka pada dasarnya kita juga mampu untuk memilah mana yang baik dan yang buruk dari diri kita. Kelebihan dan kekurangan kita bisa menjadi potensi yang sama-sama bisa kita olah agar menjadi sesuatu yang baik buat kita. Tidak ada manusia yang sempurna. Semoga tulisan singkat ini bermanfaat. Salam Sehat Jiwa

Tidak ada komentar: