Selasa, 10 Juni 2014

Pendekatan Spiritual Pada Kasus Psikosomatik

Pendekatan Spiritual Pada Kasus Psikosomatik
Oleh : dr.Andri,SpKJ,FAPM (Psikiater Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera)

Saya saat ini berada di Lombok untuk menghadiri Kongres Nasional Psikiatri Religi dan Spiritual yang berlangsung di Hotel Santosa di Senggigi, Lombok. Acara yang baru pertama kali diadakan ini akan bertema “Neuroscience and Spirituality : Bridging Spirituality into Medicine and Mental Health Care”. Saya sendiri akan berbicara siang ini dalam topic Pendekatan Spiritual pada Kasus Psikosomatik.

Saat berpraktek sehari-hari, pasien yang saya hadapi memang lebih banyak merupakan pasien dengan keluhan fisik yang didasari oleh keluhan psikologis. Sayangnya memang tidak semua pasien menyadari adanya masalah terkait psikologis di belakang keluhan fisik itu sendiri. Yang banyak terjadi adalah pasien psikosomatik terlalu fokus pada dirinya dan penyakitnya sehingga terkadang menghabiskan tenaga , waktu dan uang untuk “mengatasi” kondisi gangguan psikosomatiknya. Sayang usaha itu kadang kala tidak berhasil mendapatkan apa yang diinginkan pasien karena memang demikianlah masalah psikosomatik, keluhannya ada tapi data obyektifnya tidak mendukung.

Pendekatan spiritual dalam  kasus-kasus psikosomatik lebih akan memfokuskan pada pendekatan psikodinamik pasien dengan hubungannya dengan penyakit yang dialaminya. Sering kali saking fokusnya pasien dalam mencari tahu sebab penyakitnya melupakan hal yang lain. Kondisi ini yang sering dialami dan dibuktikan saat wawancara klinis dengan pasien psikosomatik. Pasien ketika ditanya kekhawatirannya akan kehidupan akan lebih fokus pada diri dan sakitnya. Kondisi di luar sakit dan diri pasien seperti menjadi bagian yang tidak terlalu penting untuk dipikirkan.

Pendekatan spiritual bertujuan untuk melihat bahwa apa yang dialami pasien adalah hanya sebagian kecil dari apa yang terjadi dari keseluruhan kehidupan pasien. Pasien diajak untuk melihat bahwa kehidupannya jauh melebihi kondisi kesehatan yang dia anggap tidak pada tempatnya. Pasien lebih akan diajak untuk mengenali bahwa ada hal-hal lain di luar diri pasien dan “penyakitnya”. Pendekatan ini diharapkan mempunyai makna dalam perbaikan gejala psikosomatik selain pengobatan gangguan dasar yang mendasari masalah ini.


Semoga apa yang akan disampaikan siang nanti akan dapat bermanfaat bagi sejawat dalam penanganan kasus-kasus psikosomatik di praktek sehari-hari. Salam Sehat Jiwa 

Tidak ada komentar: