Psikosomatik adalah cabang spesialisasi dalam Psikiatri/Ilmu Kedokteran Jiwa yang disahkan oleh American Psychiatric Association sebagai subspesialisasi ke-7 tahun 2001 dan disahkan pula oleh American Medical Board of Specialties tahun 2003. Selama ini yang lebih mewakili Psikosomatik adalah Consulation Liaison Psychiatry, suatu cabang ilmu psikiatri yang bekerja sama dengan sejawat spesialisasi lain untuk merawat pasien medis yang mengalami gangguan kesehatan jiwa
Yang dilakukan oleh dokter yang berkecimpung dalam Psikosomatik adalah merawat pasien-pasien yang :
1. Patients with an acute or chronic medical, neurological, or surgical illness in which psychiatric morbidity is actively affecting their medical care and/or quality of life.
2. Patients with a somatoform disorder or with psychological factors affecting a physical condition (“psychosomatic condition”), regardless of the presence or absence of a co-morbid medical illness;
3. Patients with a psychiatric disorder that is the direct consequence of a primary medical condition(s), as defined in the American Psychiatric Association’s (APA) Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV). e.g., Delirium, Dementia, “Organic brain disorder”
Bidang ini belum berkembang baik di Indonesia, apa penyebabnya?
- STIGMA yang melekat pada Psikiatri sendiri merupakan sebab paling mendasar. Orang biasanya hanya berpikir bahwa yang datang ke Psikiater itu hanyalah orang yang mengalami gangguan jiwa yang berat atau GILA.
- Orang berpikir bahwa gangguan jiwa bukanlah gangguan medis, jadi hal ini membuat sepertinya profesi psikiater itu berbeda dengan dokter-dokter pada umumnya. Padahal kita tahu bahwa untuk menjadi Psikiater seseorang harus melewati pendidikan dokter umum terlebih dahulu dilanjutkan dengan pendidikan dokter spesialis Psikiatri. Psikiatri itu merupakan bidang keilmuan dalam kedokteran dan bukan dalam psikologi.
- Terminologi umum tentang Psikosomatik selama ini hanyalah merujuk pada suatu gangguan jiwa yang mempunyai keluhan utama gejala fisik walaupun tidak dapat ditemukan patofisiologi atau dasar keluhan fisik itu. Itulah yang dalam psikiatri disebut sebagai gangguan Somatoform yang terbagi menjadi somatisasi dan hipokondriasis.
- Belum menyebarnya informasi tentang Psikosomatik di kalangan dokter, kebanyakan mengira gangguan ini hanyalah gangguan yang malingering atau palsu.
- Secara umum kita merasakan kepentingan untuk memperhatikan fisik dahulu baru kemudian mental. Padahal gangguan jiwa itu asalnya dari gangguan fisik di otak yang sayangnya memang tidak bisa terdeteksi dengan alat-alat seperti CT-Scan/MRI namun sekarang ini bisa dilakukan dengan fMRI atau Pet-SCAN.
- Perkembangan ilmu psikiatri khususnya di bidang Psikiatri Biologi sudah demikian pesat dengan adanya Psikoneuroimunulogi, Neuroendokrin, Neuroimunologi dan ilmu-ilmu dasar lainnya. Namun hal ini belum diminati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar