Sabtu, 17 Mei 2014

Sakit Kepala dan Ganggua Jiwa

Sakit Kepala da Gangguan Jiwa
Oleh : dr.Andri,SpKJ,FAPM (Psikiater, Psychosomatic Medicine Specialist)
Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera 

Bicara sakit kepala mungkin merupakan keluhan yang paling sering dialami oleh banyak orang. Berbagai macam obat ditawarkan oleh perusahaan obat untuk mengatasi sakit kepala dari obat bebas sampai obat yang harus menggunakan resep dokter. 
Sakit kepala yang paling sering dialami oleh individu adalah sakit kepala tipe tegang dan migrain. Kedua jenis sakit kepala ini pada banyak literatur mempunyai hubungan yang erat dengan stres dan beberapa gangguan jiwa seperti cemas dan depresi. 

Sakit Kepala Tipe Tegang (Tension Headache)
Sakit kepala jenis ini adalah jenis sakit kepala yang paing banyak dialami oleh orang dewasa. beberapa orang mengatakan sakit kepala ini sebagai sakit kepala stres. Sakit kepala tipe tegang biasanya muncul secara periodik atau harian. Secara episodik muncul sekurangnya 15 kali dalam sebulan dan dikatakan kronik jika muncul lebih dari 15 kali dalam sebulan. Tipe nyeri kepala jenis ini digambarkan sebagai nyeri yang berupa ketegangan seperti kepala yang diikat, ketat atau adaya tertekan disekitar pelipis atau belakang kepala sampai leher. Kondisi ini bisa berlangsung sekitar 30 menit sampai beberapa hari. Nyeri kepala tegang biasanya berlangsung berangsur-angsur dan terjadi di tengah hari. Satu yang perlu diingat bahwa tipe nyeri kepala ini tidak mengganggu penglihatan dan keseimbangan penderitanya. 
Angka kejadian jenis sakit kepala ini di Amerika Serikat saja untuk kondisi yang datang sekali-sekali sekitar 30-80% dari populasi. Sedangkan yang berlangsung kronis berkisar antara 3%. Perempuan lebih sering mengalami kondisi nyeri kepala tipe ini daripada pria. 
Penyebabnya sendiri biasanya sangat multifaktorial dan tidak berhubungan denga faktor keturunan keluarga. Pada beberapa orang kondisi nyeri kepala tipe tegang ini disebabkan karena adanya ketegangan bagian kepala, leher dan punggung yang disebabkan oleh : postur yang tidak baik, tidak cukup istrirahat, stres psikologis termasuk depresi, kurang tidur, kecemasan, kelelahan, dan kelaparan. Pemicunya sendiri sangat berhubungan dengan stres lingkungan dan pribadi termasuk diantaranya hubungan dengan orang lain. 

Migrain
Migrain merupakan jenis sakit kepala kedua yang sering dikeluhkan pasien walaupun belum tentu keluhan sakit kepala sebelah selalu disebut migrain. Migrain adalah nyeri kepala yang berat di satu sisi atau kedua sisi kepala. Biasanya nyeri berada di sekitar pelipis atau belakang salah satu mata atau telinga. Migrain bisa menyebabkan mual dan muntah dan sensitif terhadap cahaya dan suara. Kondisi ini bisa berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa hari. Migrain yang klasik bisa dimulai dari adanya aura atau adanya gejala penglihatan seeprti ada kilatan cahaya 10 sampai 30 menit sebelu terjadinya serangan atau kehilangan pandangan. Migrain yang biasa bisa terjadi tanpa aura. 
Kaitan antara migrain dan gangguan kejiwaan seperti depresi dan cemas sering dilaporkan di berbagai penelitian. Gangguan cemas dan depresi sering juga dialami oleh pasien yang mengalami migrain. Migrain yang kronis sering dialami oleh pasien gangguan cemas. Pasien gangguan cemas menyeluh dan gangguan cemas panik juga sering melaporkan migrain sebagai salah satu gejala yang merka alami. Laporan dari 2009, mengatakan 11 persen pasien mengeluh migrain mengalami gangguan kejiwaan di antaranya gangguan cemas dan depresi. 

Pengobatan
Obat penghilang rasa sakit sering kali diresepkan untuk pasien nyeri kepala. Beberapa obat ini bisa ditemukan di penjual obat atau apotek karena dijual secara bebas. Jika obat penghilang sakit tidak mempan biasanya diberikan juga tambahan obat untuk melemaskan otot. Beberapa obat anticemas dan antidepresan yang juga mempunyai efek anti nyeri biasanya diresepkan oleh dokter yang didatangi pasien seperti ini. 
Satu hal yang penting bahwa penggunaan obat antinyeri sering kali pada pemakaian yang lama menghilang efek terapinya. Untuk itu dokter dan pasien harus memahami untuk mencari dan memodifikasi pemicunya yang mungkin dalam hal ini adalah stres lingkungan dan pribadi. Faktor stres yang berkaitan dengan terjadinya nyeri kepala tegang dan migrain bisa membuat terapi terhambat jika hanya fokus pada obat penghilang nyeri saja. Apalagi jika gangguan jiwa seperti depresi dan cemas tergambar nyata sebagai salah satu gangguan yang mengawali sakit kepala atau sebagai suatu faktor pemberat. Jangan ragu untuk berhubungan dengan psikiater untuk masalah ini. Semoga tulisan ini berguna.

Tidak ada komentar: