Selasa, 26 Januari 2010

Mekanisme Adaptasi Terhadap Stres

Ketika bertemu pasien di tempat praktek, rata-rata mereka selalau bertanya, mengapa saya bisa mengalami kondisi yang sangat tidak nyaman ini. Rasanya saya bukan orang yang gampang menyerah dan tidak beriman lanjut si pasien. Lalu mengapa masalah seperti ini sampai membuat rasanya badan saya menjadi tidak karuan, berdebar-debar dan cemas tidak terkira.
Kondisi gangguan kesehatan jiwa apapun itu sepatutnya dilihat dari tiga segi yaitu Biologi, Psikologi dan Sosial. Masing-masing mempunyai peranan dalam menimbulkan suatu gangguan kesehatan jiwa pada seseorang. Di bawah ini akan dibahas secara singkat :

a. Faktor Biologi
Orang dengan kondisi gangguan kesehatan jiwa mempunyai kerentanan di dalam stuktur otak yang berhubungan dengan mekanisme pertahanan terhadap stresnya. Setiap orang sebenarnya mempunyai mekanisme yang berbeda-beda terhadap stres yang dihadapi, ini berhubungan juga dengan mekanisme adaptasi masing-masing orang. Tidak heran jika satu orang berbeda dengan orang yang lain ketika menghadapi beban yang sekiranya dianggap sama. Mekanisme adaptasi yang berbeda ini pula yang menentukan apakah kondisi saraf di otaknya akan berpengaruh banyak atau tidak ketika stres datang. Mekanisme adaptasi yang diperoleh dari pembelajaran juga sangat mempengaruhi ketahanan otak dalam menghadapi stres.

b. Faktor Psikologi
Faktor ini dipengaruhi oleh pembelajaran dari keluarga, lingkungan dan orang-orang terdekat individu. Ketika seseorang belajar, maka dia pertama kali belajar dari orang dekatnya dalam hal ini adalah orang tua. Maka ketika dia belajar, apa yang dilakukan oleh orang tua sangat berpengaruh terhadap cara si individu itu menghadapi kondisi. Tidak heran anak terkadang meniru cara orang tua dalam menghadapi masalah. Ini proses belajar yang sangat dasar. Maka sering dijumpai dalam praktek, seorang pasien gangguan cemas biasanya memiliki orang tua yang juga pencemas.

c. Faktor Sosial
Faktor ini juga mempunyai pengaruh yang besar kepada individu. Ada kalanya ketika semua sisi biologis dan psikologis sudah diperbaiki, sisi lingkungan sosial ternyata tidak berubah juga, maka hasilnya sama saja. Banyak pasien yang mengatakan tempat bekerja maupun lingkungannya tidak nyaman, namun sayangnya semuanya tidak bisa berubah. KOndisi seperti ini memerlukan mekanisme adaptasi yang lebih baik lagi dari pasien, kecuali dia mau semuanya menjadi sia-sia.

Ternyata pengalaman pasien mengatakan tidak mudah untuk memodifikasi gaya hidup, lingkungan sosial dan meningkatkan mekanisme adaptasi. Semuanya memerlukan proses dan pembelajaran yang tekun dan sangat baik. Kondisi otak akibat cemas dapat diobati dan dibetulkan dengan obat, namun kondisi psikologis dan lingkungan semuanya berpulang kepada si pasien sendiri. Psikiater hanya memberikan suatu pandangan menyeluruh tentang kondisi pasien, dia memperlihatkan masalah kepada pasien lebih jelas lagi, psikiater juga membantu pasien mengenali masalahnya lebih baik lagi.
Tidak mengherankan biasanya semakin pasien mampu berkoorperasi dengan psikiaternya maka peningkatan kualitas hidup dan kesempatan untuk sembuhnya akan semakin terbuka lebar.

Dr.Andri,SpKJ
mbahndi@yahoo.com

Tidak ada komentar: