Senin, 27 Agustus 2012

Sulit Tidur dan Ketergantungan Obat Tidur


Sulit tidur adalah kondisi yang banyak dialami oleh pasien yang berkunjung ke saya di dalam praktek sehari-hari. Kesulitan tidur ini biasanya tidak dialami dalam waktu yang singkat tetapi sudah berlangsung lama. Pasien juga sudah menggunakan obat anti insomnia yang kemudian menjadi tidak nyaman karena sering kali menjadi tergantung dan sulit lepas. Rata-rata pasien yang datang ke saya adalah pasien dengan kesulitan tidur yang kronis.

Wanita,67 tahun, sudah dua tahun belakangan ini menggunakan Esilgan 2mg (Estazolam) untuk membantunya tidur. Pasien mengatakan sebelumnya sudah menggunakan Xanax 0.5mg-1mg untuk membantunya tidur tetapi kemudian diganti oleh dokter keluarganya dengan Esilgan. Kondisi kecemasan akut dan kronis disangkal oleh pasien,pasien mengatakan kondisi sulit tidurnya memang suka terjadi di saat muda dan sering hilang timbul. Pada usia di atas 60 tahunan ini pasien merasa keluhan sulit tidur semakin bertambah sering datang. Pasien mengatakan dia datang berkonsultasi karena efek obat esilgan-nya tidak efektif lagi. Pasien membutuhkan dosis yang lebih besar agar cepat tidur. Pada pemeriksaan status mental didapatkan kondisi kesehatan jiwa yang sesuai dengan usia pasien, tidak ada penurunan fungsi kognitif, gejala depresi dan cemas saat ini tidak tampak nyata. Pengobatan akhirnya diberikan kepada pasien untuk memperbaiki pola tidurnya tersebut dengan bantuan obat antidepresan yang bekerja di reseptor serotonin dan melatonin (M1 dan M2) serta diberikan anti insomnia non-benzodiazepin. Dua minggu kemudian pasien kontrol dan mengatakan bisa melepaskan dari Esilgannya. Pasien sering merasa nyaman dengan obat yang dimakan saat ini, rencana akan melepaskan obat dalam jangka waktu 1-3 bulan tergantung kondisi pasien.

Kesulitan tidur adalah gangguan jiwa yang paling sering dialami oleh manusia. Hampir semua dari kita pernah mengalami insomnia minimal sekali dalam kehidupannya. Banyak faktor yang berkontribusi terhadap insomnia dan pada prakteknya di praktek psikiatri sehari-hari, kebanyakan hal tersebut disebabkan oleh gangguan kejiwaan. Beberapa hal yang sering berhubungan dengan insomnia adalah :

A. Penyakit Fisik
Beberapa penyakit fisik seperti diabetes melitus (penyakit gula), penyakit pembesaran prostat, penyakit infeksi paru-paru yang menyebabkan gangguan pernapasan, penyakit non-infeksi paru-paru yang menyebabkan gangguan pernapasan seperti asma bronkiale, nyeri pada kondisi medis umum (akibat luka operasi, luka trauma karena kecelakaan, kanker, penyakit peradangan menahun yang menyebabkan nyeri),pasca stroke, gangguan jalan napas berhubungan dengan kelainan anatomi atau infeksi di Telinga Hidung Tenggorokan.

B. Penyakit Jiwa
Hampir semua kondisi gangguan kejiwaan bisa mengalami kesulitan tidur. Gangguan cemas, depresi, skizofrenia, gangguan waham, gangguan somatoform, gangguan penyalahgunaan zat narkotika dan gangguan lainnya bisa menyebabkan kondisi kesulitan tidur. Pada praktek sehari-hari di klinik psikiatri, pasien dengan kesulitan tidur paling banyak adalah dari kalangan pasien dengan gangguan jiwa ini.

C.  Kebiasaan
Tidur adalah sesuatu yang mengikuti pola perilaku manusia. Maka tidur bisa dikondisikan. Pasien perlu mempunyai kebiasaan tidur yang baik terutama dalam pengaturan waktu tidur. Usahakan tidur jika sudah mengantuk dan tidur tidak lebih dari tengah malam.

D.  Usia
Usia semakin lanjut biasanya akan berhubungan dengan semakin meningkatnya angka kejadian insomnia.

PENATALAKSANAAN
Tidur seharusnya dicapai dalam keadaan normal. Pasien dengan gangguan tidur perlu mendapatkan pengobatan dengan tujuan memperbaiki fungsi tidur normalnya. Jadi tujuan pengobatan bukan untuk membantu pasien tidur dengan memberikan obat-obatan untuk tidur, tetapi obat bertujuan untuk memperbaiki fungsi tidurnya agar tidur tanpa obat atau tidur normal tercapai.
Pada awal-awal terapi, pasien terkadang harus menggunakan obat apalagi jika insomnianya bukan merupakan masalah primer melainkan sekunder akibat kondisi gangguan jiwa lainnya. Untuk itu dasarnya harus diperbaiki dulu sehingga kondisi insomnianya tidak berulang. Kalau hanya menggunakan obat untuk membantu tidur tanpa menggunakan obat untuk mengobati dasar penyakitnya maka akan percuma.
Selain itu pengobatan non-farmakologis (bukan dengan obat) diperlukan. Biasanya hal ini berhubungan dengan kebiasaan tidur dan makanan serta kegiatan yang berhubungan dengan tidur. Modifikasi gaya hidup sering diperlukan agar membantu proses tidur yang baik.
Semoga bahasan singkat ini bisa membantu. Salam Sehat Jiwa

3 komentar:

Synthia's Own World mengatakan...

sore dok,

saya synthia,usia 29 tahun. 2 bulan lalu saya merasa seperti ada serangan aneh di diri saya.sampai saya berpikir stroke dll.akhirnya ke dokter saraf dan diganosanya adalah spasmofilia grade 2 dan hiperventilasi syndrome. lalu di rujuk ke psikiater.sudah 3 psikiater mengatakan hal yg sama saya sakit psikosomatis.depresi dan anxiety yg (agak) parah.malah dokter terakhir mengatakan saya sudah mengarah ke OCD.sebelum di bilang psokosomatis,psikiater saya meminta EKG dan Tes T3,T4 dan TSH untuk menyingkirkan diganosa lain.hasilnya semua normal.

maka di pastikan saya sakit psikosomatis itu. nah 2 minggu lalu tes tiroid lagi. T3 dan T4 normal,TSh saya di bawawah normal 0,1.katanya itu hipotyroid.dan saya browsing salah satu gejal hipotyroid ada lah depresi.

sekarang saya jadi bingung sebenarnya saya sakit psikosomatis atau hipotiroid dok?di awal diagnosa saya merasakan semua gejala yng di sebutkan mengenai psikosomatis.sakit yang berpindahpindah,seperti sakit pinggang saya anggap ginjal,sakit tenggorokan saya anggap kanker tenggorokan,gemetar saya anggap parkinson dll.kecemasan yg tinggi,jantung berdebar,napsu makan berkurang,takut sendirian,nyeri otot dll dok.karena mama saya meninggal sakit kanker dan sejak itu saya merasa saya juga sakit.belum lagi rasa bersalah karena saya tidak bisa bertemu sampai di makamkan.kejadian itu april 2012 lalu dok.sampai saya oergi ke 4 dokter saraf dan 2 internis yang mengatakan saya baik saja.

namun setelah nilai TSH saya sekarang di bawah normal,saya jadi tidak yakin sebenarnya saya sakit apa?terima kasih dok...

Anonim mengatakan...

info bagus bermanfaat sekali
http://klinikobattidur.com/

aceng mengatakan...

http://obatbiusterlaris.com/2017/12/08/obat-bius-liquid-sex-obat-bius-asli-no-1/
http://obatbiusterlaris.com/
http://obatbiusterlaris.com/2017/12/06/obat-bius-trivam-propofol-obat-bius-terlaris/