Sabtu, 14 Juli 2012

Memilih Antidepresan Untuk Pasien

Oleh : dr.Andri,SpKJ (Psikiater Bidang Psikosomatik Medis)

Saya beberapa kali dalam praktek harus mengganti obat antidepresan yang digunakan karena pasien kurang responsif terhadap pengobatan yang diberikan. Hal ini biasanya dilakukan ketika batasan responsif terhadap terapi yang diberikan sudah dilewati, biasanya adalah dua bulan atau 8 minggu.
Pergantian antidepresan biasanya dilakuan pada pasien yang tidak mengalami perbaikan yang signifikan atau terlihat dalam pemeriksaan klinis tidak menunjukkan perkembangan yang berarti. Sebenarnya hal ini merupakan hal yang biasa di dalam praktek sehari-hari. Kurang atau tidaknya responsif pasien terhadap suatu antidepresan tertentu bukan berarti menjadi terteutup harapan sembuh pasien dengan menggunakan antidepresan.

Memilih Antidepresan
Setelah diagnosis ditegakkan biasanya saya mulai memilih obat yang paling dianggap cocok untuk pasien yang saya hadapi. Pilihan antidepresan sangat beragam dari kelas dan jenis masing-masing kelas. Di dalam praktek sehari-hari beberapa kelas antidepresan yang sering digunakan adalah seperti di bawah ini
1. Antidepresan Golongan Trisiklik 
Contohnya adalah Amitripiline, Imipramine, Clomipramine
2. Antidepresan Golongan SSRI
Contohnya : Fluoxetine (Prozac), Sertraline (Zoloft), Paroxetine (Paxil), Fluvoxamine (Luvox), Escitalopram (Cipralex)
3. Antidepresan Golongan SNRI 
Contohnya : Duloxetine (Cymbalta), Venlafaxine (Efexor)
4. Antidepresan Golongan Agomelatine
Contohnya : Agomelatine (Valdoxan)

Pemilihan obat antidepresan berdasarkan diagnosis pasien dan pedoman tata laksana untuk gangguan tertentu yang sudah disepakati oleh para ahli di tingkat internasional atau nasional. Selain itu pemilihan obat juga lebih bersifat individual dalam artian setiap pasien mempunyai karakteristik yang berbeda yang membedakan juga pengobatannya.
Obat yang dipilih biasanya adalah obat yang mempunyai tolerabilitas atau kemampuan obat itu diterima oleh individu yang paling tinggi. Hal ini biasanya karena disebabkan penggunaan obat antidepresan yang cukup lama harus mendapatkan obat yang biasanya juga mempunyai tolerabilitas terhadap pasien yang lebih baik.
Selain itu sebenarnya yang paling penting adalah bahwa obat itu efektif terhadap pasien dan mampu menghilangkan gejalanya.

Pengobatan Tidak Berespon Baik
Ketika memutuskan untuk memulai pengobatan, pasien biasanya akan dilihat respon pengobatannya di awal-awal minggu pertama. Minggu pertama adalah masa "pengenalan" obat tersebut di otak dan tubuh pasien. Beberapa pasien mengalami efek samping karena pengenalan ini. Efek samping yang timbul biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam beberapa hari tanpa memerlukan penanganan khusus. Beberapa efek samping yang sering timbul misalnya keluhan lambung (maag),lebih cemas daripada biasanya, sulit tidur, mengantuk, kepala tegang dan mulut kering. Salah satu cara menguranginya adalah dengan memulai dosis lebih kecil di awal minggu pertama.
Jika sudah dilewati maka akan masuk ke minggu berikutnya di mana obat sudah mulai mencapai tahapan stabilisasi di otak tetapi belum berespon maksimal. Pada minggu kedua ada beberapa pasien yang sudah mulai merasakan perubahan dalam gangguan atau keluhan yang dialami tetapi ada juga pasien yang mengalami kondisi yang sama dengan sebelumnya. Hal ini masih dianggap sebagi suatu proses yang belum memerlukan penanganan khusus.
Memasuki minggu ketiga dan keempat obat antidepresan sudah mulai mencapai keseimbangan di dalam otak pasien. Pada minggu ketiga dan keempat ini biasanya keluhan sudah jauh lebih berkurang jika pasien cocok dengan obat-obatan yang diberikan. Namun demikian ada sebagian pasien yang merasa belum banyak perubahan berarti. Pada kondisi ini biasanya saya tetap meneruskan pengobatan dan memilih untuk tetap mempertahankan dosis terakhir.
Minggu kelima dan keenam adalah saat keseimbangan sudah mulai stabil dan biasanya pasien sudah hampir merasakan kesembuhan (remisi) yang baik. Jika respon pengobatan baik, pasien hampir merasa lupa akan gangguan yang dialaminya. Namun demikian ada juga pasien yang masih kadang mengalami gejala-gejala keluhannya tapi sangat minimal atau kalau pun ada misalnya perasaan kecemasan, masih bisa ditangani dengan baik oleh pasien. Pada minggu ini jika ada pasien yang tidak responsif terhadap pengobatan maka biasanya kita memperhitungkan apakah akan mengganti obat atau akan meningkatkan dosis. Pilihan itu tentunya akan diperhitungkan dengan kondisi klinis, keluhan yang masih dialami dan preferensi pasien. Pada beberapa obat peningkatan dosis ada yang membuat efek sampingnya lebih banyak. Hal-hal seperti ini perlu dipertimbangkan sebelum melakukan keputusan berdasarkan hasil pengobatan sampai minggu keenam ini.

Memilih Obat Pengganti
Memilih obat pengganti tentunya perlu memperhatikan berbagai macam hal termasuk juga harga obat. Pasien biasanya yang pertama kali memakai antidepresan golongan SSRI bisa dicoba untuk ditingkatkan dosisnya terlebih dahulu lalu kemudian jika tidak ada respon atau pasien tidak tahan dengan efek samping akibat dosis yang besar maka obat bisa diganti ke golongan lain misalnya SNRI.

Pengobatan dengan antidepresan biasanya memakan waktu cukup lama antara 4-12 bulan tergantung kondisi pasien. Penggunaan obat antidepresan dalam jangka waktu tertentu ini untuk mencegah kekambuhan pasien. Inilah yang perlu dipahami oleh pasien. Pertanyaan pasien terkait apakah obat ini akan menimbulkan ketergantungan atau kesulitan dilepaskan adalah hal yang paling sering ditanyakan. Obat antidepresan memang tidak menimbulkan ketergantungan sehingga ada kata selesai memakai obat ini pada beberapa kasus yang sehari-hari didapatkan. EFeknya ke ginjal dan hati sebagai hal yang sering ditakutkan pasien juga sangat minimal untuk pasien yang kondisi ginjal dan hatinya baik. Bagi yang meminum alkohol atau mengalami gangguan fungsi hati (misalnya pada penderita Hepatitis) sebelum menggunakan obat antidepresan golongan tertentu perlu melakukan pemeriksaan yang lebih intensif.

Semoga informasi ini berguna

Salam Sehat Jiwa


Tidak ada komentar: