Minggu, 14 Agustus 2016

Obati Gangguan Cemas Kok Pake Antidepresan?

Obati Gangguan Cemas Kok Pake Antidepresan?
Oleh : Dokter Andri Psikiater

Pada saat praktek saya sering mendapatkan pertanyaan pasien ketika saya menjelaskan tentang obat yang saya berikan untuk mengatasi masalah gangguan cemas mereka. Salah satu yang paling sering ditanyakan "Mengapa saya diberikan obat antidepresan padahal saya tidak depresi?". Ada juga yang bertanya "Kan saya cemas mengapa diberikan obat antidepresan bukan anticemas saja?"
Pengobatan gangguan cemas tentunya merujuk pada suatu standar pengobatan yang terbaru saat ini. Antidepresan golongan Serotonin seperti Sertraline, Escitalopram, Fluoxetine, Venlafaxine, Duloxetine adalah obat antidepresan yang disarankan sebagai terapi lini pertama pada pengobatan gangguan cemas. Dalam bidang kedokteran yang berbasis bukti (evidence based medicine/EBM) antidepresan untuk mengatasi gangguan cemas direkomendasikan dan terbukti efektif mengatasi gangguan kecemasan. Istilahnya adalah Level Evidence-nya level A1 (terbukti secara ilmiah dan direkemondasikan sebagai obat yang pertama diberikan pada praktek sehari-hari).
Sedangkan anticemas seperti golongan Clonazepam, Lorazepam ataupun alprazolam dimasukkan ke dalam kategori A2 dalam artian terbukti secara ilmiah mengatasi masalah kecemasan namun direkemondasikan sebagai level dua di dalam praktek, artinya jika ada antidepresan maka diberikan sebagai alternatif kedua.
Pada kenyataan di praktek, psikiater sering mengkombinasikan kedua jenis obat ini untuk mengatasi gangguan cemas. Misalnya pasien dengan gangguan cemas menyeluruh atau istilahnya Generalized Anxiety Disorder/GAD biasanya mendapatkan antidepresan dan juga anticemas. Begitu juga kasus Gangguan Panik. Hanya saja saat ini penggunaan obat anticemas terutama golongan benzodiazepine telah dibatasi karena memiliki potensi ketergantungan dan toleransi serta kadang menimbulkan reaksi putus obat yang berlebihan jika tidak digunakan lagi. Biasanya anticemas diberikan dalam tempo yang singkat dan diberikan dengan dosis yang makin menurun. Beberapa kondisi yang perlu dihindari saat menggunakan obat anticemas golongan benzodiazepine adalah pada peminum alkohol yang aktif dan pernah mengalami masalah penyalahgunaan berbagai obat golongan ini sebelumnya. Walaupun ada beberapa pasien yang memerlukan obat anticemasn benzodiazepine dalam jangka waktu lama, sebaiknya hindari pemakaian berlebihan apalagi jika tanpa pendampingan dokter jiwa
Semoga informasi singkat ini membantu. Salam Sehat Jiwa (Dokter Andri Psikiater)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Dr saya Benny dari Surabaya ada GERD dan perasaan kadang enak kadang tidak enak ....bagaimana mengatasinya dokter ...saya berdomisili di surabaya sama dokter ada diberi braxidin